Senin, 09 Juni 2014

SATU KEJAHATAN, PEMICU KEJAHATAN LAINNYA

Diposting oleh Unknown di 01.52



            Media merupakan alat-alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber berita kepada masyarakat. Oleh karena itu jika terjadi suatu tindak kejahatan / kriminal maka di angkat ke media massa, hal ini dlakukan agar masyarakat dapat berhati-hati ddan berkaca dari kejadian tersebut.


            Namun ketika suatu tindak kejahatan / kriminal di angkat pada salah satu media contohnya televisi maka timbul kejahatan / kriminal lainnya yang serupa. Hal ini terjadi entah karena rasa ingin tahu / penasaran dari masyarakan untuk melakukan hal tersebut ataukah hal ini di lakukan oleh aparat polisi untuk mengoreh jaringan yang mereka miliki.
            Tetapi kemungkinan yang terbesar adalah rasa ingin tahu, karena setiap individu mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terutama orang-orang awam yang kurang berpendidikan. Dan selain itu tidak semua tindak kejahatan bersifat regu atau jaringan yang terdiri lebih dari satu orang. Salah satunya kasus pelecehan seksual anak di bawah umur, pada awalnya hal ini hanya terjadi di Jakarta International School (JIS) saja, tapi hari demi hari pekan demi pekan semakin bermunculan berita mengenai pelecehan seksual anak di bawah umur dengan tempat serta pelaku yang berbeda.
            Banyak orang menyimpulkan hal ini terjadi karena orang-orang dapat dengan mudah mengakses situs-situs porno dan tidak dapat menahan hawa nafsu kemudian melampiaskan dengan cara tersebut. Tetapi dapat di analisis orang tidak akan tahu jika tidak ada yang memberi tahu. Apakah dapat di simpulkan sumber informasi / media dapat menjadi salah satu pemicu kejahatan lainnya terjadi ?
            Pasti banyak kemungkinan, banyak faktor dan banyak pula pendapat mengenai hal ini, namun kuncinya hanya satu yaitu kesadaran diri pribadi terhadap segala sesuatu yang terjadi apakah itu baik atau tidak maka patut di saring.


0 komentar:

Posting Komentar

 

nesyaaney Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos